Minggu, 28 April 2013

Tak Dinanya dan Tak Disangka


Sungguh tak terduga rejeki yang Allah berikan kapadaku. Semulanya aku ingin menulis.. bahwa uang ku hari ni tersisa 1500 rupiah je… dengan muka mmelas… Namun tak disangka sebelum mau menulis aku kepikiran terus untuk mencari uang di tempat-tempat yang biasa aku mampirkan uang ini untuk menaruhnya. Kucari-cari belum dapat juga..setiba di tempat terakhir yaitu tas lenganku yang super besar itu… kuperiksa kocek depan tak ada, kocek dalam eeehh ternyata ada lembaran kertas.. sedikit nda percaya kok sepertinya ada bayangan uang 50.000. Setelah aku lihat dengan yakin subhnallah ternyata benar ada uang 10.000 dan 50.000. Alhamdulillah Ya Allah pertolonganmu begitu dekat. Benar ya ketika kita mendekat kepada Allah dengan berjalan maka Allah akan menghampiri kita dengan berlari.
Sebenarnya,,mungkin itu bisa saja uang yang kumampirkan dalam tas ku itu, cuman aku lupa lagi untuk menaruhnya di dompet. Sebelum hari ini aku sudah memeriksa beberapa kali dalam tas itu..tapi aku tidak menemukan uang dalam tas itu. Aku sudah membayangkan beberapa hari ke depan akan menyantap lauk paddak (udang kecil difermentasikan)+nasi terus. Godaan selalu melintas dibenakku untuk menggunakan uang hasil penjualan kopi nano goji, untuk meminjam uang dengan teman, minta kirimkan dengan orang tua, beli gorengan… dan  bla..bla.. Terima kasih ya Allah..dengan mengingatmu aku berusaha untuk bertekad tidak meminta uang ortu dan bertahan di zona tidak nyaman ini. 

Dikaitkan lagi peristiwa di siang hari tadi…ketika  infaq keliling dalam agenda lingkaran ku itu…aku meliat dompet sisa uangku hanya 2000 rupiah saja..mulai aku ragu lagi..apakah aku infakkan atau nda.. tapi pikiran itu segera kubuang. Aku teringat pesan Ust Yusuf Mansur bersedekahlah dalam keadaan apapun. Lalu aku innfakkan 1000. Namun dengan jalan yang tak disangka-sangka Allah mengganti infakku itu dengan berlipat-lipat. Alhamdulillah. Aku masih jauh dari kriteria sedekah yang baik karna masih mikir-mikir dan tidak berani menginfakkan semuanya hhe…

Mengingat apa yang disampaikan oleh ust Salim A. Fillah.. bedakan antara gaji dan rezeki. Gaji yang kita terima belum tentu itu rejeki kita. Uang yang kita miliki sekarang belum tentu itu rejeki kita atau uang kita yang disimpan di dalam bank belum tentu juga rejeki kita. Rejeki yang kita miliki itu ketika kita menyedekahkannya atau menginfakkannya dan menggunakannya di jalan Allah. Gaji yang kita gunakan untuk membeli makanan dan kita menyantapnya..nah itulah rejeki kita. Tetangga memberi kita kue atau lauk..nah itu lah rejeki kita. Uang yang kita terima untuk membiayai pendidikan kita… itu juga rejeki kita.
Dari peristiwa ini aku belajar untuk lebih berhemat lagi dalam memakai uang. Bisa memanajemen uang dengan tepat. Dan ini adalah proses dimana aku perang melawan diri sendiri untuk menahan nafsu tidak mengikuti kampong tengahku hhe.. maksudnya “makan”. Ternyata dengan kondisi yang pas-pasan membuat diri ini lebih produktif. Buktinya ketika makanan seperti snack atau kenikmatan lainnya ada, aku malah tenggelam dengan kenikmatan itu. Biasa kalau banyak tugas aku akan membeli makanan yang akan menemaniku mengerjakan tugas. Istilahnya itu makanan snack kopi atau sejenisnya itu prasyarat aku untuk mengerjakan tugas. Buktinya aku malah semakin malas dan ketiduran karna kondisi perut yang kenyang itu sehingga membawa mata menjadi ngantuk. Sebenarnya tidak masalah adanya makanan itu, Cuman jangan berlebihan aja dan lihat kondisi keuangan.
Bergembiralah dengan kondisi keterbatasanmu karna itu membuat kita berkembang dan selangkah lebih maju. Berhati-hatilah dengan kenikmatan yang dimiki karna itu membuat kita berkerut dan selangkah lebih mundur.
Satu yang kupelajari dan akan selalu kutanamkan adalah segala masalah yang kita alami hanya Allah yang mampu menyelesaikannya dan segala urusan apapun dikembalikan kepada Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar