Selasa, 07 Mei 2013

Kalimat Thayyibah


Kalimat thayyibah juga memiliki manfaat lain yang tak kalah hebat dengan manfaat yang telah disebutkan sebelumnya,  ia adalah nutrisi bagi ruh dan pikiran. Sebagaimana tubuh yang memerlukan gizi sebagai tambahan tenaga guna menjalankan tugas dan fungsinya. Pikiran dan ruh juga demikian, memerlukan nutrisi yang lain yang tidak bisa didapat kecuali dalam sekumpulan kalimat thayyibah.

Ali ra pernah menyebutkan, “Kumpulkanlah hati-hati kalian, dan carikanlah sisi-sisi hikmah baginya. Karena is bisa lelah (bosan) sebagaimana tubuh yang lelah.”

Dan banyak perkataan para sahabat yang senada dan memperkuat pernyataan ini, sampai ada diantara mereka yang menekankan bahwa mendengarkan perkataan yang baik (bagus)merupakan salah satu faktor penting dlam kehidupan dunia.

Umar bin Khaththab ra berkata, “Kalaulah bukan karena tiga hal, maka sungguh aku lebih suka bertemu dengan rabbku;
1.       Berjalan (berjihad) di jalan Allah SWT
2.       Meletakkan wajahku untuk Allah semata
3.       Bermajlis dengan kaum yang hanya bicara dengan perkataan yang baik, sebagaimana mereka hanya memakan buah yang baik.”

Abu Darda ra pernah mengatakan, “ Kalaulah bukan karena tiga perkara, sungguh aku lebih suka untuk tidak hidup di dunia.”
1.       Menyungkurkan wajahku untuk sujud kepada Penciptaku setiap siang dan malam sebagai pengantar untuk hidup yang lebih baik (di akhirat kelak)
2.       Mengosongkan perut (shaum) di tengah hari yang panas terik.
3.       Bermajlis dengan suatu kaum yang memilih-milih perkataan yang bagus sebagaimana mereka berhati-hati dalam memilih buah yang akan dimakan.

Perkataan Umar, begitu juga perkataan Abud Darda, menggambarkan realita kehidupan masyarakat pada zaman sahabat. Yaitu suatu masyarakat yang mengelilingi meja makanan yang berisi kalimat-kalimat. Mereka memilah dan memilih kalimat-kalimat yang baik dalam meja tersebut. Sebagaimana yang dilakukan masyarakat saat tengah mengelilingi meja makanan berisikan tumpukan buah-buahan.
Bahkan, baik Umar maupun Abud Darda’ berpendapat bahwa berkumpul mengelilingi bekal semacam itu merupakan salah satu faktor pendorong untuk mencintai kehidupan dan hidup lebih lama di dunia.

Demikianlah kalimat thayyibah melakukan perannya dalam lapangan irsyad (petunjuk), taqwim (pelurusan) dan hidayah. Sebagaimana perannya dalam mengaktifkan pikiran jiwa.

Dengan demikian dapat kita ambil kesimpulan dari seluruh nasihat dan hikmah ini, sebagamana yang dikatakan Ibnu Mas’ud , “Sebaik-baiknya majlis adalah majlis yang didalamnya dibahas hikmah dan di dalamnya diharapkan turunnya rahmat.”

Disadur dari buku Pembersih Jiwa oleh Shalih Ahmad Asy-Syami