Sungguh tak terduga rejeki yang Allah berikan kapadaku. Semulanya aku ingin menulis.. bahwa uang ku hari ni tersisa
1500 rupiah je… dengan muka mmelas… Namun tak disangka sebelum mau menulis aku kepikiran
terus untuk mencari uang di tempat-tempat yang biasa aku mampirkan uang ini
untuk menaruhnya. Kucari-cari belum dapat juga..setiba di tempat terakhir yaitu
tas lenganku yang super besar itu… kuperiksa kocek depan tak ada, kocek dalam eeehh
ternyata ada lembaran kertas.. sedikit nda percaya kok sepertinya ada bayangan uang 50.000. Setelah aku lihat dengan yakin subhnallah ternyata
benar ada uang 10.000 dan 50.000.
Alhamdulillah Ya Allah pertolonganmu begitu dekat. Benar ya ketika kita
mendekat kepada Allah dengan berjalan maka Allah akan menghampiri kita dengan
berlari.
Sebenarnya,,mungkin itu bisa saja uang yang kumampirkan
dalam tas ku itu, cuman aku lupa lagi untuk menaruhnya di dompet. Sebelum hari
ini aku sudah memeriksa beberapa kali dalam tas itu..tapi aku tidak menemukan uang
dalam tas itu. Aku sudah membayangkan beberapa hari ke depan akan menyantap
lauk paddak (udang kecil difermentasikan)+nasi terus. Godaan selalu melintas dibenakku untuk
menggunakan uang hasil penjualan kopi nano goji, untuk meminjam uang dengan
teman, minta kirimkan dengan orang tua, beli gorengan… dan bla..bla.. Terima
kasih ya Allah..dengan mengingatmu aku berusaha untuk bertekad tidak meminta
uang ortu dan bertahan di zona tidak nyaman ini.
Dikaitkan lagi peristiwa di siang hari tadi…ketika infaq keliling dalam agenda lingkaran ku itu…aku
meliat dompet sisa uangku hanya 2000 rupiah saja..mulai aku ragu lagi..apakah
aku infakkan atau nda.. tapi pikiran itu segera kubuang. Aku teringat pesan Ust
Yusuf Mansur bersedekahlah dalam keadaan apapun. Lalu aku innfakkan 1000. Namun
dengan jalan yang tak disangka-sangka Allah mengganti infakku itu dengan
berlipat-lipat. Alhamdulillah. Aku masih jauh dari kriteria sedekah yang baik karna masih
mikir-mikir dan tidak berani menginfakkan semuanya hhe…
Mengingat apa yang disampaikan oleh ust Salim A. Fillah..
bedakan antara gaji dan rezeki. Gaji yang kita terima belum tentu itu rejeki
kita. Uang yang kita miliki sekarang belum tentu itu rejeki kita atau uang kita
yang disimpan di dalam bank belum tentu juga rejeki kita. Rejeki yang kita
miliki itu ketika kita menyedekahkannya atau menginfakkannya dan menggunakannya
di jalan Allah. Gaji yang kita gunakan untuk membeli makanan dan kita
menyantapnya..nah itulah rejeki kita. Tetangga memberi kita kue atau lauk..nah itu lah rejeki
kita. Uang yang kita terima untuk membiayai pendidikan kita… itu juga rejeki
kita.
Dari peristiwa
ini aku belajar untuk lebih berhemat lagi dalam memakai uang. Bisa memanajemen
uang dengan tepat. Dan ini adalah proses dimana aku perang melawan diri sendiri
untuk menahan nafsu tidak mengikuti kampong tengahku hhe.. maksudnya “makan”. Ternyata
dengan kondisi yang pas-pasan membuat diri ini lebih produktif. Buktinya ketika
makanan seperti snack atau kenikmatan lainnya ada, aku malah tenggelam dengan
kenikmatan itu. Biasa kalau banyak tugas aku akan membeli makanan yang akan
menemaniku mengerjakan tugas. Istilahnya itu makanan snack kopi atau sejenisnya
itu prasyarat aku untuk mengerjakan tugas. Buktinya aku malah semakin malas dan
ketiduran karna kondisi perut yang kenyang itu sehingga membawa mata menjadi
ngantuk. Sebenarnya tidak masalah adanya makanan itu, Cuman jangan berlebihan
aja dan lihat kondisi keuangan.
Bergembiralah dengan
kondisi keterbatasanmu karna itu membuat kita berkembang dan selangkah lebih
maju. Berhati-hatilah dengan kenikmatan yang dimiki karna itu membuat kita
berkerut dan selangkah lebih mundur.
Satu yang
kupelajari dan akan selalu kutanamkan adalah segala masalah yang kita alami
hanya Allah yang mampu menyelesaikannya dan segala urusan apapun dikembalikan
kepada Allah.